HTML

Yuukkk JAJAN

Halaman ini menceritakan tentang berbagai jajanan yang layak dikunjungi. Rekomendasi aneka tempat jajan ini adalah subyektifitas pengelola blog.




Cendol Durian Semarang yang Yummy....

Siapa yang tidak kenal es cendol ? Sajian minuman penyegar kerongkongan di kala cuaca panas yang satu ini banyak penggemarnya.

Cendol atau disebut juga dawet (jawa) dibuat dari tepung beras atau tepung hunkwe, disajikan dengan serutan es batu dan gula jawa cair, slurrppp.........

Selama ini saya hanya mengenal varian cendol seperti cendol Bandung, dawet ayu, dawet hitam ataupun dawet pasar (istilah saya untuk dawet oleh-oleh Eyang saya setiap pulang dari pasar tradisional).  Selain itu beberapa variasi ditambahkan dalam penyajian es cendol seperti alpukat, tape singkong ataupun potongan buah nangka. Semuanya tetap enak, tetap segar dan selalu ngangenin.



Berbeda dari biasanya, ketika berkunjung ke Semarang, tepatnya di depan pelataran Gereja Blendug, Gereja Peninggalan Belanda di  Kota Tua,  saya menemukan varian es cendol yang unik, yang dijajakan penjual es  gerobak yang mangkal di depannya. 

Cendol disajikan dalam mangkuk besar dengan tambahan tape ketan putih yang dibungkus daun pisang, potongan buah nangka, alpukat dan juga setengah juring durian Monthong....... wuihhhh.   Masih disiram santan dan kinca gula jawa, Glekk.!

Terbayang pasti uenak tenan.....terbayang juga full kalori, full kolestrol, hikksss. 
Tapi kali ini saya nggak mau membayangkan semua itu, lihatlah penampilannya. Harus segera dicicipi, sikatttt !!!! 


Cukup merogoh kocek Rp 13.000 saja Saudara-saudara.  Harga yang sangat fantastis, murah banget menurut saya di akhir tahun 2012. Entah sekarang sudah berapa harganya mengingat harga durian Monthong yang juga melambung fantastis.

Tertarik mencicipi? jangan lupa masukkan dalam daftar wisata kuliner kalau pas main ke Semarang ya......................

Rela Mengantre Totto Ramen


Menanti pembeli sebelumnya menyelesaikan makan, mungkin biasa terjadi di bebereapa restaurant, kedai atau warung tenda kaki lima di Indonesia. Tapi harus mengantre minimal 45 menit-1 jam sebelum dapat menikmati semangkuk ramen, rasanya mustahil terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Namun itulah yang harus dilakukan orang di New York, US, bila hendak menikmati gurihnya kuah di Totto Ramen.

Terletak di West 52nd Street, antara 8th-9th Avenue, Totto Ramen selalu ramai diserbu New Yorkers penggemar ramen, sejak sebelum kedai ini buka. Pertama-tama, pembeli wajib menulis nama dan jumlah teman yang akan makan di daftar tunggu yang sudah disediakan. Setelah itu, seluruh tamu, wajib berdiri mengantre seperti antre membeli tiket bioskop. Setiap kali saya lewat, tak kurang 30 orang mengular dalam antrean. Saking penasarannya, saya mencoba datang satu jam sebelum kedai tutup. Tapi sama saja, kurang lebih masih ada 25 orang yang berdiri mengantre. Saya mencoba hendak menulis nama di daftar tunggu, tapi karyawan yang berjaga berkata,”Kuah kami cuma cukup untuk 25 orang, silakan datang lagi besok.Edannnn…”

Dengan sangat terpaksa karena tambah penasaran, saya harus rela mengantre sebelum kedai buka, keesokan harinya. Lumayan, 30 menit sebelum buka, saya dapat antrean nomer 22. Ketika akhirnya saya berhasil duduk di kursi bar, melihat langsung para koki yang berbahasa Jepang meracik ramen, rasanya tangan sudah mulai kaku karena kedinginan. Maklum, waktu itu bulan Oktober dan badan saya tidak berbalut jaket. Namun setelah saya mencicipi seduhan kuahnya, terbayar lunas kesal dan dinginnya tangan. Rasanya begitu gurihhh dan sangat lecker ….
Tak heran, ketika saya membuka websitenya, hampir semua koran terkenal di NY mulai dari The Wall Street Journal, New York Times hingga New York Magazine memberikan reviewnya.


No comments:

Post a Comment